Ikan
Berbicara penafasan hewan memang tidaklah satu sistem. berdasarkan prosesnya ada beberapa sistem. Kali ini saya akan memposting tentang pernafasan ( parafiletik ) spesies ikan.
Umumnya jumlah insang pada tiap-tiap sisi adalah lima sampai tujuh baris. Insang tersebut membentuk baris-baris yang saling berhubungan pada lengkung ingsangnya. Diantara baris insang di pisahkan oleh celah insang.
Berbicara penafasan hewan memang tidaklah satu sistem. berdasarkan prosesnya ada beberapa sistem. Kali ini saya akan memposting tentang pernafasan ( parafiletik ) spesies ikan.
Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang habitat dan ekosisten di dalam air. Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya mencari makan berkembangbiak juga bernafas dengan insang. Ada ingsang yang di lengkapi dengan tutup , misalnya kita ambil contoh ikan sejati (Osteichthyes), dan ada pula yang ingsangnya tidak bertutup ingsang, misalnya pada ikan bertulang rawan (chondrichthyes).
Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru yang bernafas dengan gelembung udara atau pulmosis.
Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru yang bernafas dengan gelembung udara atau pulmosis.
A. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati
Untuk memahami pernapasan ikan bertulang sejati, kita ambil contoh ikan emas. Bagian-bagian insang ikan emas. Insang ikan emas terdiri dari atas lengkung ingsang, rigi-rigi dan lembar ingsang. Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung ingsang ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernapasan yang melalui ingsang.
Lembaran ingsang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir, dan berwarna merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada lembaran ingsang inilah pertukaran CO2 dan Oksigen berlangsung.
Insang-insang ikan emas tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspasi.
1. Fase Inspirasi
Fase ini adalah pengambilan udara/pemasukan udara dari air ke dalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap tertutup, bila tutup insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya berkurang, atau menjadi lebih kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut membuka maka air/udara akan masuk ke rongga mulut.
Fase ini adalah pengambilan udara/pemasukan udara dari air ke dalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap tertutup, bila tutup insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya berkurang, atau menjadi lebih kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut membuka maka air/udara akan masuk ke rongga mulut.
2. Fase Ekspirasi
Fase Ekspirasi merupakan pengeluaran Karbondiolsida (CO2 ) dan gas-gas lain dari ingsang ke air. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang bergerak mendekati sumbu tubuh / kembali ke posisi semula, seperti selaput insang membuka sehingga air keluar melewati celah tersebut. Pada saat air keluar bersentuhan dengan lembaran insang. Saat itulah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah. Sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi, pertukaran Oksigen (O2 ) dan Karbondioksida ( CO2 ) terjadi fase ekspirasi.
Fase Ekspirasi merupakan pengeluaran Karbondiolsida (CO2 ) dan gas-gas lain dari ingsang ke air. Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang bergerak mendekati sumbu tubuh / kembali ke posisi semula, seperti selaput insang membuka sehingga air keluar melewati celah tersebut. Pada saat air keluar bersentuhan dengan lembaran insang. Saat itulah oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah. Sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi, pertukaran Oksigen (O2 ) dan Karbondioksida ( CO2 ) terjadi fase ekspirasi.
B. Pernapasan pada Ikan Bertulang Rawan
Contoh ikan bertulang rawan antara lain Hiu. Ikan ini ingsangnya tidak mempunyai tutup ingsang, sehingga mekanisme pernapasanya berbeda dengan ikan bertulang sejati.
Masuk dan keluarnya idara dari rongga mulut disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut, yang di timbulkan oleh perubahan volume rongga mulut. Perubahan volume ini terjadi karena gerakan naik turun dari otot dasar mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, tekanannya lebih kecil dari dari tekanan air disekitarnya maka air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut, sehingga terjadilah insirasi(pengambilan) udara dari lingkunganya ke ringga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanan naik, celah mulut menutup, sehingga air mengalir keluar melalui celah ingsang. Dengan demikian, terjadilah eksirasi(pengeluaran) CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran oksigen dan CO2.
Masuk dan keluarnya idara dari rongga mulut disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut, yang di timbulkan oleh perubahan volume rongga mulut. Perubahan volume ini terjadi karena gerakan naik turun dari otot dasar mulut. Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, tekanannya lebih kecil dari dari tekanan air disekitarnya maka air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut, sehingga terjadilah insirasi(pengambilan) udara dari lingkunganya ke ringga mulut. Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanan naik, celah mulut menutup, sehingga air mengalir keluar melalui celah ingsang. Dengan demikian, terjadilah eksirasi(pengeluaran) CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran oksigen dan CO2.
C. Pernapasan Pada Ikan Paru-Paru (Diponoi)
Ikan paru-paru mempunyai cara pernapasan yang menyerupai amfibi. Di samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru. Yang dapat di gunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis di hubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus, saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Semoga bermanfaat
Oleh : Taryono Pelabuhan Canggu
Oleh : Taryono Pelabuhan Canggu